Kamis, 18 Februari 2010

GROW ME: Sebuah Aktivitas Anak Remaja untuk Memaksimalkan Potensi Diri

Organisasi Perburuhan Dunia (International Labor Organization) menyatakan terdapat 160 juta orang di dunia yang menganggur. 40 persen diantaranya adalah pemuda. Dari 133 juta pemuda di dunia yang buta huruf, 1.738.000 di antaranya berada di Indonesia. Menurut data Susenas (2003) di Indonesia sekitar 2 persen jumlah pemuda tidak pernah sekolah, 16 persen masih bersekolah, dan 82 persen sudah tidak bersekolah lagi. Dari keseluruhan jumlah pemuda, sekitar 2,36 persen diantaranya buta huruf. Pemuda yang tidak berpendidikan (tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD) sekitar 10,36 persen. Minat baca yang rendah di kalangan pemuda, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda yang tinggi, tingginya tingkat pengangguran terbuka, dan maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkoba, psikotropika dan HIV/AIDS, adalah sebagian permasalahan yang sekarang di hadapi oleh masyarakat Indonesia.
Tantangan tersebut, yang akan makin kompleks di masa mendatang, menyadarkan kita betapa mendesaknya kebutuhan akan calon-calon pemimpin Kristen. Generasi muda hari ini adalah pemimpin Indonesia di masa mendatang. Melalui upaya memperkuat jejaring dan memastikan keterlibatan kaum muda dalam mewujudkan civil society (masyarakat berkeadaban) di Indonesia, pemuda remaja juga perlu difasilitasi dalam dinamika kelompok untuk mengatasi kekerasan dan meningkatkan perdamaian untuk semua lapisan masyarakat. Di sisi lain terjadi kesenjangan kepemimpinan Kristiani. Oleh karena itu perlu adanya aksi konkrit regenerasi kepemimpinan. Maka adalah tugas kita untuk mempersiapkan mereka agar supaya mereka dapat membawa dampak bagi sekitarnya. Mereka harus: berani memegang teguh prinsip dan nilai kebenaran Alkitab di tengah kompleksitas masyarakat, memiliki keahlian berkomunikasi dan mengambil peran dalam jejaring global, dan menguasai pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan solusi atas problematika masa kini dan masa mendatang.
Tujuan program ini adalah memberdayakan generasi muda agar kelak menjadi pemimpin Kristen yang memiliki kompetensi kepemimpinan yang alkitabiah, mempersiapkan generasi pemimpin Kristen yang memiliki hati dan pikiran Kristus serta siap memberikan dampak bagi dunia yang membutuhkan. Sasarannya adalah memberikan sarana pelatihan kepemimpinan Kristen dan pengembangan keterampilan komunikasi, pada sekitar 30 murid (antara kelas 1 SMP sampai 1 SMA) per 6 bulan, yang diadakan di Surabaya dan sekitarnya.
GROW ME adalah adalah program latihan kepemimpinan yang bertujuan mempersiapkan peserta menjadi pemimpin Kristen, sekaligus meningkatkan keahlian berkomunikasi. Program ini menggunakan beragam pendekatan, seperti studi kasus, permainan, debat, diskusi, dan kegiatan indoor-outdoor, yang akan melibatkan peserta untuk secara langsung berlatih keahlian-keahlian kepemimpinan dan komunikasi.
Program dibagi dalam tiga level. Keikutsertaan kaum muda remaja untuk diakomodasi mulai level perkenalan di Begginer Leadership & Communication Program, Intermediate Leadership & Communication Program, dan Advanced Leadership & Communication Program.


MODEL PEMBELAJARAN
Bahan ajar disajikan dengan menggunakan beberapa model pembelajaran yang aktif dan dinamis. Berikut adalah beberapa model yang dilakukan dalam aktivitas Grow Me: Instruction, Discussion, Debate, Group Presentation, Games, Project (short term/long term),Reflection/meditation/devotion, Interactive Dialogue, dan Indoor & Outdoor Activities.

PESERTA
Persyaratannya adalah: Murid antara kelas 1 SMP sampai kelas 1 SMA, telah lahir baru dan adalah orang Kristen yang bertumbuh, menunjukkan tanggung jawab untuk menjadi pebelajar yang rindu bertumbuh, memiliki semangat untuk menumbuhkan integritas, dan semangat tim, mau terlibat dalam paling sedikit satu kegiatan kesiswaan di sekolah, dan terlibat dalam paling sedikit satu kegiatan gereja.

MATERI KURIKULUM
4i (INNER DIRECTION, INTERPRETATION, INSTRUMENTATION, INTERACTION)

INNER DIRECTION (Internal manajemen):
Peserta diharapkan bisa menumbuhkan wawasan ke dalam diri atau menyadari adanya kekuatan pribadi dan juga kelemahan diri. Memahami minat, kecenderungan, mengendalikan hawa nafsu dan mengembangkan nilai-nilai positif. Peserta mampu melakukan aktivas keseharian yang berhubungan dengan dunia study dan kelak dengan dunia kerja mereka, meskipun selalu ada perubahan. Peserta diharapkan memiliki Visi yang spesifik dan memiliki pemahaman tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; Peserta mampu menyiapkan diri, mengantisipasi, dan membuat perencanaan strategis untuk kariernya kelak. Dalam dirinya muncul aspirasi, motivasi, ambisi positif, energi dan optimisme sebagai pribadi pengambil risiko terukur secara rasional, memiliki independensi. Peserta mengetahui kapan dan bagaimana bercita-cita tinggi dan bersemangat meraih karier yang terus menanjak.


INTERPRETATION (Interpretasi):
Peserta diharapkan memiliki pemahaman dan ide-ide yang mendalam dalam memecahkan tuntutan study. Kelas adalah tuntutan kerja/hidup/kelangsungan hidup. Peserta diperlengkapi untuk memahami konsep-konsep kunci dan memahami implikasi dari study dan pekerjaan mereka kini dan kelak. Peserta diharapkan mendapat pengalaman langsung di suatu proses study dan tempat kerja. Peserta diajar untuk berpikir evaluatif atau memiliki kemampuan menilai secara kritis hal-hal yang berkaitan dengan masalah, peluang, produk, dan kebutuhan orang-orang. Peserta bisa berpikir untuk mengetahui dan apa yang harus dihindari.



Instrumentation (instrumentasi):
Peserta membangun keterampilan mengadaptasi, kemampuan untuk mendapatkan, mengakses dan menerapkan "hard skills” dan “soft skills” untuk hal-hal serbaguna. Peserta terampil dalam hal teknis membaca manual, menulis proposal dan mengerjakan rancangan program. Melalui program ini peserta dilatih efisiensi kerja atau kemampuan untuk memanfaatkan dan mengalokasikan energi mental, menunda kepuasan demi keberhasilan akhir, bertekun, dan efisien untuk menyebarkan kebiasaan bekerja yang baik dan berorganisasi secara efektif. Peserta dilatih berpikir produktif atau bisa mengorganisasikan kemampuan berpikir taktis dalam mengontrol, bisa melakukan pertukaran ide dan kreativitas, menyelesaikan konflik, dan mampu mengurangi stress. Peserta mengalami kemajuan dengan kecakapan mengkonstruksi dan memberi solusi aktif, serta menerapkan pendekatan baru dalam menghadapai tantangan di tempat kerja.

Interaction (saling mempengaruhi):
Peserta dilatih berkomunikasi atau kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide, untuk mempersuasi, menulis, menggunakan suara batin mereka, memiliki akses ke modus alternatif komunikasi. Peserta bakal mudah mendapatkan kredibilitas dalam kelancaran study dan kariernya kelak, karena ia fasih menggunakan bahasa verbal dan visual untuk membantu menyalurkan/mengatur perasaan dan tindakan mereka. Peserta dapat mendemonstrasikan keefektifan interpersonal, kerjasama, kepemimpinan, dan kecakapan fleksibilitas di tempat kerja. Peserta dapat mempelajari bagaimana menyenangkan seorang pemimpin dan membangun reputasi yang baik dengan rekan sekerja dan kolega.
(adhi)

Tidak ada komentar: