Kamis, 18 Februari 2010

MENGINTIP PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Sejak diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang secara holistik diselenggarakan secara sistematis. PAUD diselenggarakan untuk anak-anak yang belum menginjak jenjang pendidikan dasar. Program PAUD yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat ini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat, dan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat.

Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

Mengevaluasi Implementasi Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Untuk mengetahui ketercapaian implementasi prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini perlu dilakukan penilaian. Apakah pelaksanaannya telah memenuhi beberapa catatan ini:
1.Berorientasi pada Perkembangan Anak
Pemilihan bahan ajar, penentuan cara penyajian materi, dan proses evaluasi dilaksanakan sesuai dengan tahapan perkembangan psikologis dan fisik anak. Perbedaan setiap individu dilayani dengan memberikan konsep dari cara sederhana ke rumit dan dari konkrit ke abstrak.
2.Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Pendidikan dilakukan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan psikologis maupun fisik, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
3.Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Usia anak-anak adalah masa bermain. Mengajarkan cara belajar anak dilakukan sambil bermain. Permainan harus bisa mengeksplorasi lingkungan sekitar. Melalui interaksi dengan lingkungan anak membangun pengalaman yang bermakna.
4.Lingkungan yang kondusif
Lingkungan belajar sambil bermain dan atau lingkungan bermain sambil belajar harus menarik, menyenangkan, aman serta nyaman, dan mampu menggali prakarsa dan melahirkan inspirasi kreatif pada diri anak.
5.Berpusat pada anak
Pembelajaran di PAUD menempatkan anak sebagai subjek pendidikan. Guru adalah pembimbing, fasilitator, pendorong, mentor, pelatih, supporter, dan tentu saja pendidik dan pengajar yang memiliki fleksibilitas peran yang baik.
6.Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu dilakukan dengan menggunakan tema sebagai wahana untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara utuh. Melalui pendekatan tematik, anak-anak diajak serta untuk hadir dan mengalami langsung pelbagai aktivitas hidup manusia yang bermakna dan bernilai secara langsung.
7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Anak dilatih untuk menguasai perlbagai kecakapan hidup sesuai dengan perkembangan usia. Targetnya adalah mereka mampu menolong diri sendiri, memiliki kemandirian dan tanggung jawab, serta memiliki disiplin diri.
8.Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Pemanfaatan media dan sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan sekitar, pemilihan nara sumber dan bahan-bahan ajar disiapkan oleh guru dengan pertimbangan sesuai dengan muatan local.
9.Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang
Pembelajaran dilakukan secara sistematis, berkelanjutan, menggunakan konsep sederhana dan mudah dimengerti. Pengulangan adalah salah satu cara untuk menyampaikan pesan berbobot namun bisa dikuasai anak dan mudah dilakukan.
10.Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Pembelajaran yang dilakukan dengan cara-cara ini untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Guru senantiasa dituntut untuk mengembangkan metode dan teknik pengajaran dan pembelajaran yang uptodate.
11.Pemanfaatan Teknologi Informasi
Kelas PAUD dimungkinkan untuk disuport oleh sarana yang canggih, efektif, dan efisien. Pemanfaatkan teknologi informasi dimanfaatkan supaya anak dapat menerima bahan ajar dengan relatif lebih mudah dan dalam situasi yang menyenangkan.

Model Pengembangan Kurikulum
Beberapa model pengembangan ini cukup bias menginspirasi guru untuk mendesain model yang tepat dalam menyelenggarakan program PAUD di sekolahnya: (a) Anak-anak memiliki blue print (cetak biru) pola tingkah laku tertentu. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari kematangan psikologis (kesiapan) dan situasi lingkungan yang mengandung tingkah laku tertentu (tugas-tugas perkembangan). (b) Anak-anak dilahirkan bagai suatu batu tulis kosong (blank slate), tingkah laku anak yang pasif dibentuk oleh kondisi lingkungan. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari penguatan peristiwa yang terencana dan yang tidak terencana. (c) Anak merupakan hasil perpaduan antara heriditas dan pengaruh lingkungan. Perkembangan akan terjadi pada seseorang ketika orang melakukan pengorganisasian diri yang dicapai pada tahap optimal oleh peristiwa yang dieksperientasikan.

Model Pembelajaran Berbasis Alam
Salah satu model pembelajaran yang sedang diminati sekarang ini adalah pendiidikan yang berbasis pada alam atau back to nature school. Ide dasarnya adalah pendidikan pada anak dilakukan dengan mengajak anak dalam suasana sesungguhnya melalui belajar pada lingkungan alam sekitar yang nyata. Bentuk pengajaran ini dilakukan sebagai upaya menentang atau untuk menjaga keseimbangan dengan bentuk pengajaran yang cenderung intelektualistik dan verbalistik.

Filosof pendidikan ini mengemukakan beberapa ide filosofis bahwa sekolah harus dihubungkan dengan kehidupan alam sekitar. Pendidikan dan pengajaran didasarkan pada perkembangan anak. Sekolah harus menjadi laboratorium bekerja (belajar dan bermain) bagi anak-anak. Menggunakan bahan-bahan pendidikan/pengajaran yang fungsional praktis. Model ini membantu anak mengembangkan berbagai potensi untuk beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam, juga membantu menumbuhkan otoaktivitas atau Autoactivity (aktivitas yang tumbuh dari dalam diri) anak sehingga dimungkinkan terjadi proses active learning (belajar secara aktif). Lingkungan alam akan memberikan sejumlah pengalaman belajar langsung (real learning) dan/atau pembelajaran secara nyata (real instructions). Model ini juga mengembangkan kepekaan, kepedulian atau sensitivitas terhadap berbagai kondisi lingkungan alam. Konsep pembelajaran berbasis alam akan membantu anak memperoleh proses dan hasil belajar yang bermakna (meaningfull learning) serta pembelajaran yang fungsional praktis (practical and functional intruction).

Metode Pembelajaran Perilaku melalui Pembiasaan
Metode ini untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dengan melakukan pengembangan perilaku melalui pembiasaan sejak dini. Pengubahan Perilaku (behavior modification) merupakan suatu pengubahan perilaku yang berdasarkan atas prinsip-prinsip ‘penguatan’ (reinforcement). Metode ini biasanya berhasil untuk mengubah/mengurangi perilaku yang berlebihan dan membentuk perilaku yang belum ada pada individu. Sedangkan Teknik Pembelajaran (Instructional Technique) dilakukan dengan memberikan instruksi yang spesifik dan konkret tentang perilaku yang dikehendaki. Instruksi-instruksi tersebut berfungsi untuk mengkoreksi yang salah dan mengajarkan perilaku baru.
Lain lagi dengan motode Berbasis Hubungan (Relationship-based). Metode ini dilakukan untuk membantu menciptakan suasana yang mendukung untuk dapat terjadi proses belajar. Metode ini bertujuan mempertahankan hubungan antara guru sebagai pelatih dengan anak dalam belajar terstruktur agar terjadi proses belajar yang efektif. Biasanya dapat digabungkan dengan metode pertama dan kedua. Untuk mempertahankan hubungan antara guru dengan anak, antara lain dengan cara: (a) Dorongan empati dengan cara mendengarkan kesulitan-kesulitan anak dalam mengikuti belajar terstruktur, menghargai usaha anak, mendorong keterlibatan anak, dan sebagainya, (b) Identifikasi masalah anak, yaitu mengenali apa yang menjadi hambatan anak, (c) Mengurangi rasa keterancaman pada anak dalam situasi belajar terstruktur, antara lain menciptakan rasa aman, dengan kata-kata atau perilaku dan menyederhanakan prosedur. (endah mustikaningsih) Sumber bacaanL Kurikulum Nasional

Tidak ada komentar: