Senin, 22 September 2008

Sharing tentang "The Teacher Makes the Difference" dengan Guru-guru di Makasar


(draf - kata kunci presentasi)

Aku seorang Guru.


I was born the first moment that a question leaped from the mouth of a child. Aku dilahirkan ketika sebuah pertanyaan muncul pertama kali dari mulut seorang anak.
I have been many people in many places. Aku telah menjadi bermacam-macam orang di berbagai tempat.


I am Socrates exciting the youth of Athens to discover new ideas through the use of questions. Aku adalah Socrates yang membangkitkan kaum muda Athena untuk menemukan ide-ide baru melalui berbagai pertanyaan.



I am Ann Sullivan tapping out the secrets of the universe into the outstretched hand of Helen Keller. Aku adalah Ann Sullivan yang mengalirkan rahasia alam semesta ke tangan Helen Keller yang terulur.


I am Aesop and Hans Christian Anderson revealing truth through countless stories. Aku adalah Aesop dan Hans Christian Anderson yang mengungkapkan kebenaran melalui cerita-cerita yang tak terhitung banyaknya.


I am Marva Collins fighting for every child’s right to an education. Aku adalah Marva Collins yang memperjuangkan hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan.


I am Mary McCloud Bethume building a great college for my people using orange crates for desks. Aku adalah Mary McCloud Bethume yang mendirikan sebuah perguruan tinggi besar bagi bangsaku dengan menggunakan peti-peti jeruk untuk meja belajar.


I have wept for joy at the weddings of former students, laughed with glee at the birth if their children and stood with head bowed in great confusion by graves dug too soon for bodies far too young. Aku menangis bahagia menyaksikan pernikahan para mantan muridku, tertawa gembira sewaktu anak-anak mereka lahir, dan berdiri tertunduk dengan penuh kebingungan di dekat makam mereka yang masih terlalu muda untuk meninggal.


Throughout the course of a day I have been called upon to be an actor, friend, nurse and doctor, coach, finder of lost articles, money lender, taxi driver, psychologist, substitute parent, salesman, politician and keeper of the faith. Sepanjang hari aku sudah bertugas sebagai seorang aktor, kawan, perawat dan dokter, pelatih olahraga, penemu artikel yang hilang, pemberi pinjaman uang, sopir taksi, psikolog, orangtua wali, salesman, politikus dan penjaga iman.


I am a paradox. I speak loudest when I listen the most. My greatest gifts are in what I am willing to appreciately receive from my students. Aku sebuah paradox. Aku berbicara paling lantang ketika aku sedang mendengarkan sebagian besar muridku berbicara. Anugerah terbesar yang kuterima adalah apa yang ingin kuterima dengan penuh penghargaan dari para muridku.
Material wealth is not one of my goals, but I am a full-time treasure seeker in my quest for new opportunities for my students to use their talents that sometimes lie buried in self-defeat. Harta benda bukanlah cita-citaku, tapi aku seorang pencari harta ketika aku mengejar kesempatan bagi para muridku untuk menggunakan talenta mereka yang kadangkala terpendam karena kegagalan dirinya sendiri.


I am most fortunate of all who labor. Aku paling beruntung dari semua orang yang bekerja.
But I have great allies: Intelligence, Curiosity, Parental Support, Individuality, Creativity, Faith. Love and Laughter all rush to my banner with indomitable support. Tapi aku memiliki sekelompok hal-hal yang hebat: kecerdasan, rasa ingin tahu, dukungan orang tua, kepribadian, kreativitas, iman. Kasih dan gelak tawa semuanya berlari mendukungku dengan gigih.
And who do I have to thank for this wonderful life I am so fortunate to experience, but you the public, the parents. For you have done me the great honor to entrust to me your greatest contribution to eternity, your children. Kepada siapa aku harus berterima kasih atas hidupku yang luar biasa ini, selain kepada kalian, masyarakat dan para orang tua. Anda telah memberiku kehormatan besar dengan mempercayakan sumbangsih terbesar kalian bagi kehidupan kekal, yaitu anak-anak kalian, kepadaku.


The Teacher Makes the Difference Guru Membuat Perubahan
If someone in your class had decided not to pay attention, would you have even noticed? How long before you spot somebody in your class who is not with it, and it drives you out of your chair to do whatever you need to do to get the guy back with you?Jika ada siswa di kelas Anda yang tidak memperhatikan, apakah Anda tahu? Berapa waktu anda butuhkan sampai Anda melihat ada siswa di kelas yang tidak punya perhatian, dan mendorong Anda untuk bangkit dari kursi untuk melakukan sesuatu yang dapat menarik kembali perhatian siswa tersebut?


What is teaching? Apa itu mengajar?
To provide information. Menyediakan informasi
To cover the material. Membahas materi
To impart knowledge or give instruction with an enthusiastic, winsome style and caring attitude. Memberikan pengetahuan atau pengajaran dengan gaya yang bersemangat, menarik, dan sikap yang penuh perhatian.
To teach is a coherent speaking of an adult located at the head of the class to a passive gathering of students. Mengajar adalah pidato yang masuk akal dari seorang dewasa yang berdiri di depan kelas kepada sekelompok murid yang pasif


What does the Bible say about teaching?Apa yang Alkitab katakan tentang mengajar?
"Now O Israel, listen to the statutes and the judgments which I teach you to observe, that you may live, and go in and possess the land which the Lord God of your fathers is giving you." Deuteronomy 4:1
"Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu." (Ul 4 :1)


What does the Bible say about learning?Apa yang Alkitab katakan tentang belajar?
And Moses called all Israel, and said to them, "Hear, O Israel, the statutes and judgments which I speak to your hearing today, that you may learn them and be careful to observe them." Deuteronomy 5:1
"Dan Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: Dengarlah hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia." (Ul 5 : 1)



LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR:
1.Teachers are responsible to cause the students to learn.
Guru bertanggung jawab untuk menyebabkan murid belajar.
Winston Churchill
"Personally, I’m always ready to learn, although I do not always like to be taught."
"Aku pribadi selalu siap untuk belajar walaupun aku tidak selalu senang diajar."


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR:
1.Teachers are responsible to cause the students to learn. Guru bertanggung jawab untuk menyebabkan murid belajar.
2. Teachers will stand accountable to God for their influence. Guru akan bertanggungjawab kepada Allah atas pengaruh yang mereka miliki.
Teachers will stand accountable to God for their influence.
My brethren, let not many of you become teachers, knowing that we shall receive a stricter judgment. James 3:1
Saudara-saudara, janganlah banyak di antara kamu mau menjadi guru, sebab kita tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat." (Yak 3:1)


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR:
3.Teachers are responsible because they control subject, style, and speaker. Guru bertanggung jawab karena mereka yang menentukan subjek pelajaran, gaya, dan pembicara.
The secret of being a successful teacher is to accept in a very personal way the responsibility for each student’s success or failure. Those teachers who do take personal responsibility for their failure tend to produce higher achieving students." --Shirley Hufstedler
Rahasia untuk menjadi guru yang sukses adalah mau menerima secara pribadi tanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan setiap muridnya. Guru yang rela bertangung jawab secara pribadi atas kegagalan muridnya cenderung menghasilkan murid yang lebih berprestasi. (Shirley Hufstedler)


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR:
4. Teachers should judge their success by the success of their students.
Guru seharusnya menilai keberhasilannya dengan melihat keberhasilan muridnya.


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR :
5. Teachers impact more by their character and commitment than their communication.
Guru lebih mempengaruhi murid dengan karakter dan komitmennya daripada dengan kemampuannya berkomunikasi.


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR :
6. Teachers exist to serve the students.
Guru ada untuk melayani murid.
"My job isn’t so much to teach as it is to help students learn. You can teach to a wall, but when you help someone learn, you have to get involved with the whole person." --Guy Doud
"Pekerjaanku tidak hanya mengajar, tapi lebih banyak membantu murid-murid belajar. Anda bisa saja hanya mengajar, tapi jika Anda membantu seseorang untuk belajar, Anda harus terlibat sepenuhnya dengan yang bersangkutan secara total (Guy Doud)


LEARNER MAXIMS: PRINSIP-PRINSIP TENTANG PEBELAJAR :
7. Teachers who practice these maxims can become master teachers. Guru yang menerapkan prinsip-prinsip ini dapat menjadi guru yang hebat.

"Cause to Learn" "Menyebabkan murid belajar"
The teacher should accept the responsibility of causing students to learn.
Guru seharusnya bertanggung jawab untuk menyebabkan murid belajar.


Letter written by a frustrated parent to his child’s principal because his daughter was not learning:Surat yang ditulis oleh salah satu orang tua yang frustasi kepada kepala sekolah karena putrinya tidak belajar apapun:
"You people operate a monopoly like the telephone company. I got no choice where I send my child to school. I can only go where it’s free. And she’s not learning."
"Kalian ini menjalankan monopoli seperti perusahaan telepon saja. Saya tidak punya pilihan ke mana menyekolahkan anak saya kecuali memilih yang gratis. Tapi anak saya tidak belajar apa-apa."



"That’s your responsibility. It’s the principal’s responsibility. It’s the teacher’s responsibility that she’s not learning. And when you fail, when everybody else fails my child, what happens? Nothing. Nobody gets fired. Nothing happens to nobody except my child."
"Ini adalah tanggung jawab Anda. Tanggung jawab kepala sekolah. Tanggung jawab guru jika anak saya tidak belajar. Jika Anda gagal, jika setiap orang membuat anak saya gagal, lalu apa yang terjadi? Tidak terjadi apa-apa. Tak seorangpun dipecat. Tak seorangpun mengalami sesuatu hal kecuali anak saya."


I Like Myself Now Sekarang aku menyukai diriku
Once you see a child’s self image begin to improve, you will see significant gains in achievement areas, but even more important, you will see a child who is beginning to enjoy life more.
Sekali Anda melihat seorang anak mulai bertambah maju, Anda akan melihat peningkatan prestasi yang jelas, tapi yang lebih penting dari itu, Anda akan menyaksikan seorang anak yang mulai makin mencintai hidupnya. --Wayne Dyer


I had a great feeling of relief when I began to understand that a youngster needs more than just subject matter. I know mathematics well, and I teach it well. I used to think that was all I needed to do, Now I teach children, not math. I accept the fact that I can only succeed partially with some of them. When I don’t have to know all the answers, I seem to have more answers than when I tried to be the expert. The youngster who really made me understand this was Eddie. I asked him one day why he thought he was doing so much better than last year.
Aku merasa sangat lega ketika aku mulai memahami bahwa seorang anak membutuhkan lebih dari pada sekedar materi pelajaran. Dulu aku menguasai dan mengajar matematika dengan baik. Dulu kupikir itu saja sudah cukup buatku. Kini aku mengajar anak-anak, bukan matematika. Tak kupungkiri bahwa aku hanya bisa berhasil dengan beberapa anak saja. Ketika aku tidak harus menguasai semua jawaban, sepertinya aku memiliki lebih banyak jawaban daripada ketika aku mencoba menjadi seorang yang profesional. Seorang anak yang membuatku mengerti tentang hal ini adalah Edi. Kutanyai dia suatu hari kenapa dia sekarang merasa jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya.
"It’s because I like myself now when I’m with you," he said.
"Karena sekarang aku menyukai diriku ketika aku bersama Anda," katanya.


Law of the Learner Hukum tentang Pebelajar
The teacher makes a big difference!

Guru membuat perubahan besar!


The subject-oriented teacher:Guru yang berorientasi pada pelajaran :
Instruction Pengajaran
Content Isi
Message Pesan
Expert Ahli
What am I going to say? Apa yang akan kukatakan?

The student-oriented teacher:Guru yang berorientasi pada murid :
Involvement Keterlibatan
Character Karakter
Model Teladan
Feelings Perasaan
Who am I talking to? Dengan siapa aku berbicara?

The communicator type teacher:Guru yang bertipe komunikator :
Inspiration Inspirasi
Climate Suasana
Method Metode
How am I going to say it? Bagaimana aku akan mengatakannya

Love your students consistently and unconditionally.
Kasihilah murid Anda senantiasa (secara konsisten) tanpa syarat.
Express the subject in terms of the students’ needs and interests.
Sampaikan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid.
Alter your style regularly according to each situation.
Ubahlah gaya Anda secara teratur sesuai dengan kondisi masing-masing.
Rest in your talents and gifts and be yourself.
Andalkan bakat-bakat Anda dan jadilah diri sendiri.
Note constantly your students’ attitudes, attentions, and action.
Catat secara rutin sikap, perhatian dan tindakan murid Anda.
Excel by using your strengths to compensate for your weaknesses.
Raihlah sukses dengan menggunakan kelebihan Anda untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan Anda.
Rely on the Holy Spirit for teaching that is supernatural.
Berserahlah pada Roh Kudus dalam mengajar hal-hal yang supranatural.

Sharing tentang "Creative Teaching Methods" bersama para guru di Semarang part 2


(draf - kata kunci slide presentasi)
Riset menunjukkan bahwa semua gaya belajar menunjukkan bahwa "satu ukuran tidak cocok untuk semuanya."

Kita bisa meneladani kisah-kisa berikut: Seseorang memiliki ciri-ciri demikian
A. Lemah dalam membaca dan berbahasa, hiperaktif, kelas paling rendah/paling lamban dalam kelas bhs inggris
B. Beberapa pelajaran termasuk matematika gagal, terlalu banyak mengkhayal, terlalu lamban
C. Gagal ujian kedokteran, lamban, tapi tekun dan suka bekerja keras
D. Punya masalah dgn daya ingat, sulit meraih meraih kemajuan, peringkat paling rendah di kelas, tidak ada guru yang simpati, ayahnya menganggapnya bodoh

Namun tahukah kita pada akhirnya mereka berkembang menjadi tokoh yang tidak bisa kita duga sebelumnya!

A. adalah WINSTON CHURCHIL

B. adalah ALBERT EINSTEIN
C. adalah LOUIS PASTEUR
D. adalah THOMAS A. EDISON

T. Jefferson mengatakan, " ….Semua orang diciptakan sederajat."
Tuhan telah bersabda, "...Semua orang diciptakan unik dengan talenta yang berbeda-beda."


Tidak ada Riset Pendidikan yang mendukung bahwa hal-hal berikut ini efektif dalam mengajar
1. Mengadopsi buku teks, 2. Memberi tugas membaca satu Bab pada murid, 3. Menjawab pertanyaan di akhir Bab, 4. Waktu paling banyak dihabiskan untuk mengajar di depan kelas, 5. Mengerjakan lembar/buku kerja, 6. Memberikan ujian yang dibatasi waktu dan berdasarkan angka.


Contoh-contoh Latihan Pembuka dalam pembelajaran:
Rutinitas Kreatif, Puisi Bulan Ini, Lagu Kebangsaan, Permintaan Doa, Kelompok
Makan bersama, Kehadiran, dan Tugas.


Strategi Mengajar Kreatif: Lihatlah pokok bahasannya dan pikirkanlah…Bagaimana saya dapat membuatnya hidup dan terus diingat. Apakah metode penyampaian terbaiknya? Rencanakan Kreativitas.


Ketika membuat rencana, tanyalah:Apakah hal-hal pokok yang saya ingin murid-murid ingat? Mengapa saya ingin murid-murid mengingat hal-hal ini? Bagaimana cara terbaik saya untuk menolong murid mengingat hal-hal ini? Apa yang saya ingin murid saya lakukan dengan materi ini? Materi apa yang saya butuhkan? Bagaimana dan untuk tujuan apa saya akan mengevalusi kerja ini? Apa kebenaran atau prinsip Alkitabiah yang telah saya komunikasikan selama pelajaran?


Tingkatan Strategi Mengajar
Awal tahun pelajaran/awal semester: Materi disampaikan dan diterima dalam 3 cara….
Visual: MEMBACA, MENGAMATI, MELIHAT
Auditori: MENDENGAR, MELAFALKAN
Kinestetik: MENGGUNAKAN OTOT, SENTUHAN


Piramida Pembelajaran:
Membaca Verbal 10%
Mendengar Kata-kata 20%
Pembelajaran Pasif 30%
Melihat Slide, Menerima Secara Visual, Melihat Video/DVD 50%
Melihat Contoh, Melihat Demonstrasi, Melihat Sesuatu Terjadi Secara Langsung, Ikut Serta dalam Diskusi 70%
Ambil Bagian, Ikut Berbicara, Bermain Peran, Pembelajaran Aktif, Simulasi Pengalaman yang Sesungguhnya, Melakukan yang Sesungguhnya 90%

Strategi Mengajar Berbasis Penelitian/Observasi:

Antusiasme: Mendapatkan perhatian murid
Kejelasan: Konsep/Prinsip dijelaskan dalam bahasa murid
Organisasi: Cara menyusun kelas agar ada waktu untuk tugas
Jangka waktu: Rata-rata informasi yang dijelaskan/ penggunaan waktu yang efisien
Pemberitahuan: Kriteria penilaian/ jelaskan pada murid apa yang perlu dipelajari

Suara: Terkontrol dan menolong
Relasi: Kualitas relasi interpersonal dengan murid/guru
Relevansi: Buatlah jembatan antara isi pelajaran dan dunia murid
Berpusat pada Pembelajaran: Fokus pada penguasaan murid
Fleksibilitas: Terbuka terhadap perubahan/ Cara-cara alternatif untuk melakukan sesuatu
Kepemimpinan: Meneladankan tingkah laku yang baik, intelektualitas yang sungguh-sungguh, dan menghargai perbedaan

Strategi untuk tiap mata pelajaran: Simulasi, Bermain Peran, Permainan , Penemuan/ Keingintahuan, Melakukan Secara Langsung, Pembelajaran Kooperatif di bawah 12 tahun, Melakukan Secara Langsung, Matematika, Kemampuan Berpikir Logis, Percobaan Ilmiah (SEDERHANA), Seni Bahasa, Membaca

Simulasi: Memecahkan studi kasus, Pengalaman murid….. Misalnya kekurangan, luka batin, penolakan, dsb., Game Komputer, Merencanakan Perjalanan, Mengundang tokoh, Bermain Peran, Menggunakan Topi, Kostum, Simulasi, Improvisasi dialog, Ekspresi, Gesture, Kinesik
Menulis Drama, Permainan, Papan Permainan, Game Computer, Permainan Olahraga, Demo baseball, bola basket, (undian, pelanggaran, penilaian, partisipasi kelompok), Penemuan/ Keingintahuan, Sains, Studi Sosial, Matematika.


Mengajarkan Konsep, bukan fakta-fakta yang terisolasi…bawalah murid kepada tingkat berpikir yang lebih tinggi (meski murid TK/apalagi murid SD)


Metode-metode lain yang dapat digunakan: Percakapan, Teachable moments, Dialog, Bercerita
Visualisasi, Asosiasi, Contoh/bukan contoh


INGAT . . .
JANGAN MEMULAI DENGAN MENAMBAH PERBENDAHARAAN MODEL BELAJAR SAJA,
TAPI MULAILAH DENGAN MENGENALI KEBUTUHAN MURID, GAYA BELAJAR-NYA, DAN CIPTAKANLAH MEDIA YANG COCOK!
LAKUKAN PADA SETIAP PERTEMUAN

Sharing tentang "Creative Teaching Methods" bag. 1



Creative Teaching Methods Part 1

Kita memerlukan pendekatan-pendekatan baru karena tantangan yang kita semua hadapi luar biasa. Dalam masyarakat yang terus-menerus berubah, kemampuan berpikir dan berpikir dengan cara baru lebih dibutuhkan daripada pengetahuan pasti saat kita masuk ke masa depan yang tidak kita ketahui. Penting sekali untuk menciptakan iklim dan mengembangkan keterampilan ini demi menumbuhkan kreativitas untuk mendidik generasi yang dapat melihat solusi baru untuk masalah-masalah masa depan.

Kreatifitas Mengajar meliputi 3 hal : 1. Kreativitas merupakan Kemampuan (Ability) Yaitu suatu kemampuan untuk membayangkan atau menemukan pendekatan/metode/ strategi/teknik mengajar yang baru. 2. Kreativitas merupakan Sikap (Attitude) Yaitu kemampuan untuk menerima dan mensiasati perubahan atas manajemen kelasnya dan perilaku anak didiknya. 3. Kreativitas merupakan sebuah Proses (Process) Guru kreatif terus-menerus membuat perubahan dan perbaikan secara bertahap pada manajemen kelasnya.

Kategori Kreativitas:
a. Mengembangkan Pemikiran Kreatif: Memelihara harga diri, prestasi, dan motivasi adalah persiapan untuk inovasi pemecahan masalah dan belajar seumur hidup.
b. Mengembangkan Pengajaran Kreatif: Mengajar dengan contoh pemikiran kreatif akan mendorong kenikmatan dalam mengajar dan belajar.
c. Mengembangkan Pengintegrasian Kreatif: Menghadirkan pendekatan alamiah dari sudut pandang anak, merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Pelbagai pendapat tentang kreativitas:
Evita (Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan): Kreativitas… memang perlu memberikan peluang untuk berbuat dan berpikir secara berbeda. Harus ada rasa aman dan kebebasan secara psikologis dalam diri seorang guru.

Lodi Paat (Dosen Ilmu Pendidikan): Untuk menjadi guru kreatif, guru memang harus menguasai komunikasi, kemampuan mengeksplorasi mata pelajaran, dan bisa menarik perhatian anak.
Jimmy Paat (Dosen Ilmu Pendidikan): Untuk dapat berkomunikasi dan menyelami jiwa anak, guru perlu dibekali pengetahuan tentang budaya anak. Ini yang belum tersentuh di lembaga-lembaga pendidikan guru di Indonesia.

Guru kreatif memang tak bisa dikloning. Tidak ada metode atau resep tunggal untuk menjadi guru kreatif. Namun, guru kreatif hanya akan muncul apabila ada lingkungan untuk mendorong kelahirannya. Virus kreativitas dalam mengajar bisa disebarkan di sekolah, di organisasi-organisasi guru, atau lembaga pendidikan guru.

Berikut adalah analisis kebutuhan berdasarkan 10 kompetensi yang harus dikuasai guru: Guru seyogyanya kreatif dalam hal-hal . . . . . mengembangkan kepribadian, menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses belajar, menyelenggarakan program bimbingan,
menyelenggarakan administrasi sekolah, berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, menyelenggarakan penelitian sederhana.

Minimal seorang guru menguasai 3 aspek berikut: (1) Kualitas Pribadi: penampilan umum sebagai figur yang menyenangkan, keterampilan berkomunikasi, tulisan tangan, stabilitas emosi, kepercayaan diri, keramahan & perhatian, kesehatan fisik, karakter moral & integritas, penghargaan terhadap nilai-nilai rohani, dan kepemimpinan dan keteladanan rohani; (2) Tanggung Jawab Profesional: mengajar adalah sebuah panggilan, tertarik secara aktif kepada kehidupan sekolah, kerinduan untuk mengembangkan diri, kemampuan bekerjasama, menunjukan dan mengembangkan pengetahuan profesi keguruan, mentaati kebijakan dan prosedur sekolah, memenuhi tanggungjawab yang diemban, menunjukan antusiasme terhadap dunia pendidikan, bertanggungjawab atas materi dan peralatan pembelajaran, dan mencari bantuan bila memerlukannya; dan (3) Praktek Mengajar & Administrasi Pendidikan: memahami para siswa, presentasi pelajaran, variasi metode dan materi, penguasaan kelas, menolong siswa mencapai target yang signifikan, menginspirasi siswa untuk meningkatkan semangat belajar, meningkatkan peran serta siswa, menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, menata ruang kelas, rencana pembelajaran, persiapan harian, pencatatan dan pelaporan.

Periksalah . . . apakah setiap 2 bulan ada lembar evaluasi untuk memeriksa efektivitas kurikulum pelatihan. Apakah sistem pelatihan guru belum berhasil/sudah berhasil meningkatkan kinerja guru yang memadai untuk meningkatkan mutu pendidikan? Apakah sekolah telah menjalankan sistem monitoring dan evaluasi yang sistematik dan terprogram untuk menindaklanjuti hasil-hasil pelatihan? Apakah Sekolah sudah memberikan kesempatan yang luas kepada para guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar dan mengembangkan kreativitasnya secara optimal?

Kondisi siswa sekarang . . . Lingkungan belajar tidak kondusif, Penekanan kompetensi yang tidak seimbang, Penghargaan diri dan motivasi menurun drastis, Penyakit sosial makin merajalela.

Muncullah 3 kategori guru . . .yakni: (1) Guru yang membuat segala sesuatu dalam kelas bisa terjadi, (2) Guru yang hanya menyaksikan segala sesuatu terjadi di dalam kelas, dan (3) Guru yang hanya bisa bertanya-tanya apa yang terjadi di kelasnya

Pergeseran Paradigma Kegagalan paradigma lama dan juga usaha yang gagal utk menopang sistem yang sudah kuno. Paradigma yang sudah mapan mulai kurang efektif. Komunitas yang kena pengaruh kehilangan kepercayaan pada peraturan-peraturan lama. Pergolakan semakin bertambah sementara kepercayaan mulai berkurang – kesadaran akan adanya krisis meningkat. Para penipta atau penemu paradigma baru mulai melangkah maju menawarkan solusi mereka. Pergolakan lebih memanas sementara konflik paradigma menjadi jelas. Kemunitas yang kena pengaruh menjadi sangat terganggu dam menuntut adanya solusi yang jelas. Salah satu paradigma baru yang diusulkan memperlihatkan kemampuannya memecahkan sejumlah masalah penting yang tidak mampu dipecahkan oleh paradigma lama. Sebagian komunitas yang kena pengaruh menerima paradigma baru tersebut dengan penuh karena mereka sudah putus asa. Dengan adanya dukungan dana yang lebih banyak, paradigma baru meriah momentum. Pergolakan mulai berkurang sementara paradigma baru ini mula berhasil menyelesaikan masalah.

TAHAPAN BERPIKIR KREATIF
(1) PERSIAPAN: pengumpulan informasi dan eksplorasi, (2) INKUBASI: masa pemrosesan dalam pikiran dan tubuh, (3) "AHA": titik wawasan yang sangat menyenangkan, (4) VERIFIKASI: menjamin keterpaduan dan wawasan yang terkait, (5) IMPLEMENTASI: menanamkan informasi dan wawasan terkait ke dalam kerangkan kerja yang bisa digunakan.

Kiat Guru Mengembangkan K r e a t i v i t a s : Jadilah penjelajah pikiran, Kembangkan pertanyaan, Kembangkan gagasan sebanyak –banyaknya, "Langgar" peraturan dan hancurkan kebiasaan lama, Gunakan imajinasi, Isilah sumber inspirasi Anda, Relaksasi dan meditasi
Berani mengambil risiko, Meyakini gagasan diri sendiri, Antusias, Tidak cepat puas, Fokus pada berkreasi, dan Berkolaborasi.

Katalisator Untuk Merumuskan Masalah: MEMUSATKAN PIKIRAN, MENGUASAI PIKIRAN, dan MERENTANGKAN PIKIRAN.

CARI TAHU . . . Kecakapan murid dalam: (1) Menerima informasi, (2) Mengolah informasi, dan (3) Menggunakan informasi.

Guru yang membuat segala sesuatu dalam kelas bisa terjadi . . . akan mempelajari hal-hal berikut: Menguasai model-model gaya belajar: Model VAK, Model McCharthy (Sistem 4MAT) Sejak 1980, utk meningkatkan teknik-teknik pembelajaran, Model Dunn & Dunn (LSI, PEPS) Sejak 1960, utk mengindentifikasi preferensi pebelajar, tersedia dalam 2 versi: LSI
(Learning Styles Inventory) dan PEPS (Productivity Environmental Preference Survey).

Ragam teknik pembelajaran: Kombinasi teknik relaksasi dan visualisasi, Latihan pemusatan perhatian pada pembelajaran, Gerakan-gerakan sederhana latihan senam otak , Pemetaan pikiran, Sugestopedia, Penggunaan musik yang benar, Menggunakan bola saat belajar.

Ragam pendekatan dan teori pembelajaran lain yang perlu dipelajari oleh guru: TQM menjadi TQS, Multiple Intelligences, EQ, IQ, SQ, AQ, Model DISC, Bloom Taxonomy, Six Thinking Hats, Brain Based Learning Problem Based Learning, Cooperative Learning, Project Based Learning, Inquiry Based Learning, Mind Mapping, Communities of Practice, Control Theory, Observational Learning, Vygotsky and Social Cognition, Outcome-based Learning, Core Curriculum, Character Education, Multiculturalism, Mastery Learning, Cooperative Learning, Accelerated Learning, Thematic Instruction, Whole Brain Teaching, Service Learning, Cognitive Coaching, Instructional Technology, Youth Apprenticeship, Authentic Assessment, Classroom Assessment, dan Portfolio Assessment.

Jumat, 05 September 2008

Kreativitas?






Kreativitas tidak terjadi begitu saja. Ia lahir melalui proses. Bisa tampak dari produk. Indikatornya pun bisa muncul dalam proses. Ia juga bisa menjadi sekadar pendorong. Malah pribadi kreatif tak butuh rangsangan dan dorongan. Kreativitas bisa dijelaskan melalui teori-teori yang melandasi pengembangan kreativitas. Menurut terori psikoanalisis-nya Freud atau Ernst Kris atau teori Jung. Atau bahkan bisa dilihat dari jendela teori humanistik-nya Abraham Maslow atau Carl Rogers. Bagi saya – untuk hari ini – gambar-gambar tersebut di atas - karya Bu Vonni teman saya - sangat mampu menjelaskan dari mana teori kreativitas muncul! Saya bisa berjam-jam menikmati itu!

Diskusi dengan Adhi di CEDP dan ODE Seminar - ACSI Indonesia

Kawan, mari datang dalam sesi-sesi seminar yang akan ACSI Indonesia selenggarakan. Mari bersama share dan cari solusi bareng untuk problematika pendidikan yang kita geluti. Silakan kontak panitia di masing-masing kota!

MAKASAR

Association of Christian Schools International menyelenggarakan:

Christian Education Development Program –
Makassar

National Seminar on Christian Education & Leadership


Hari/Tanggal
: Selasa-Rabu, 16-17 September 2008

Waktu : Selasa (17.00-17.30), Rabu (07.30-14.15)

Tempat : STT Jaffray, Jl. Gunung Merapi 103, Makassar

Pembicara : Dr. James Lee Tan, Ishak S. Wonohadidjojo, Ed.D., Adhi Kristijono, M.Pd.

Biaya : Rp. 120.000,- (Sekolah Member ACSI) / Rp. 150.000,- (Sekolah

Non-member ACSI)

(Biaya termasuk makalah, dinner, sertifikat)

Contact Person:

Erif 0411-5701525

Steven 0815 2492 0503

Beatrix 0815 4388 940

Heri 0411-5791899

Susunan Acara:

Selasa, 16 September 2008

17.00-17.30 Registration

17.30-19.00 Short Course 1

Kelas A: “Protecting Your Quiddity: Emphasizing Christian School Uniqueness”

Kelas B: “Understanding Winds of Adversity”

19.00-19.30 Dinner

19.30-21.00 Short Course 2

Kelas A: “Management and Christian Leadership”

Kelas B: “Parenting Styles: Implementing Discipline without Yelling and Spanking”

Rabu, 17 September 2008

07.30-08.00 Registration

08.00-09.30 Opening Session: “Teaching to Change Lives”

09.30-09.45 Coffee Break

09.45-11.15 Short Course 1

Kelas A: “Classroom Discpline”

Kelas B: “A Guide to Critical Thinking: Learning to Think Things Through”

Kelas C: “The Teacher Makes the Difference”

11.15-11.45 Lunch

11.45-13.15 Short Course 2

Kelas A: “Teaching with Style”

Kelas B: “A Guide to Critical Thinking: Asking the Right Questions”

Kelas C: “Developing Digital Library”

13.15-14.15 Closing Plenary: “Education Metaphors: Comparing Several Education Paradigm”


SURABAYA

Association of Christian Schools International menyelenggarakan:

One Day Education Seminar - Surabaya


Hari/Tanggal
: Kamis, 18 September 2008
Waktu
: 16.00-21.00 WIB
Tempat
: GBI Maranatha, Komp. Klampis Megah Blok I No. 12-16
Biaya : Rp. 100.000,- (Sekolah Member ACSI)
Rp. 150.000,- (Sekolah Non-member ACSI)

(Biaya termasuk makalah, dinner, sertifikat)

Pendaftaran : Hubungi Kris atau Fanni di 031-5910897 / 031-5913068

paling lambat Senin, 15 September 2008

Susunan Acara:

16.00-16.15 Registrasi

16.15-17.15 Seminar Sesi 1*

“Teaching to Change Lives” (“Mengajar Untuk Mengubah Hidup”)

Pembicara: Dr. James Lee Tan

17.15-17.30 Tea Break

17.30-18.30 Seminar Sesi 2**

“A Guide to Critical Thinking: Learning To Think Things Through”
(“Sebuah Panduan Berpikir Kritis: Belajar Berpikir dan
Memikirkannya Masak-masak”)

Pembicara: Dr. Ishak S. Wonohadidjojo

18.30-19.00 Makan Malam

19.00-20.00 Seminar Sesi 3*

"Teaching with Style” (“Mengajar dengan Gaya”)

Pembicara: Dr. James Lee Tan

20.00-21.00 Seminar Sesi 4**

“A Guide to Critical Thinking: Asking the Right Questions”
(“Sebuah Panduan Berpikir Kritis: Menanyakan

Pertanyaan yang Tepat”)

Pembicara: Dr. Ishak S. Wonohadidjojo

Keterangan:

* Disampaikan dalam bahasa Inggris (dengan penerjemah)

** Disampaikan dalam bahasa Indonesia

SEMARANG

Association of Christian Schools International menyelenggarakan:

One Day Education Seminar –
Semarang, 19-20 September 2008

Tempa : Sekolah Kristen Tritunggal, Jl. Semarang Indah F no. 1, Semarang

Pembicara : Dr. James Lee Tan, Ishak S. Wonohadidjojo, Ed.D., Adhi Kristijono, M.Pd.

Contact Person Pendaftaran: Bpk. Yophie Romulo 024-7606100 ext. 119

Susunan Acara:

Jumat , 19 September 2008 – Parent’s Seminar

17.00-17.30 Registration

17.30-19.00 Session 1 “Understanding Winds of Adversity” (“Memahami Arus Kesulitan”)

19.00-19.30 Dinner

19.30-21.00 Session 2 “Parenting Styles: Implementing Discipline without Yelling and Spanking” (“Gaya Pengasuhan: Menerapkan Disiplin Tanpa Bentakan & Pukulan”)

Sabtu, 20 September 2008 – Leaders’ and Teachers’ Seminar

07.30-08.00 Registration

08.00-09.30 Opening Session: “Teaching to Change Lives” (untuk TK, SD, SMP, SMA)

09.30-09.45 Coffee Break

09.45-11.15 Short Course 1

Kelas A: “Classroom Discpline” (untuk SMP, SMA)

Kelas B: “A Guide to Critical Thinking: Learning to Think Things Through” (untuk TK, SD, SMP, SMA)

Kelas C: “Creative Teaching Method Part 1” (untuk TK, SD)

11.15-11.45 Lunch

11.45-13.15 Short Course 2

Kelas A: “Teaching with Style”

Kelas B: “A Guide to Critical Thinking: Asking the Right Questions”

Kelas C: “Creative Teaching Method Part 2” (untuk TK, SD)

13.15-14.15 Closing Plenary: “Education Metaphors: Comparing Several Education Paradigm”

Biaya Pendaftaran Parents’ Seminar:

Sebelum 30 Agustus 2008 – pasangan suami istri Rp. 125.000,- / perseorangan Rp. 75.000,-

Setelah 30 Agustus 2008 – Rp. 85.000,- per oang

Biaya Pendaftaran Leaders’ and Teachers’ Seminar

member Rp. 50.000,- / non member Rp. 65.000,-