Jumat, 19 November 2010

Pesan Pendek Suami Seorang Guru (3): One Heart. Belajar Menangkap Tanda-tanda


Istriku, ada banyak ilmu gratis di toko buku, ada banyak kompilasi pengalaman bertahun-tahun para pakar yang bebas kita unduh di cyber space, ada banyak hati yang dituangkan untuk mereka yang haus kasih sayang lewat sebuah ruang yang disebut sekolah, dan ada waktu bagi kita untuk tetap menjadi teman belajar kelompok, di sibukmu, dan di sibukku. Mari belajar bersama. Teori Peter Senge mengenai Learning Organization (LO), adalah salah satu ilmu gratis untuk membedah peliknya sekolah mengantar murid bertumbuh sesuai potensinya, menjadi jalan keluar dari gang buntu kedisplinan sekolah yang tak pernah leluasa dirasa oleh mereka yang dididik di dalamnya.

Jika kau sedang mengajar di kelas, katakan, “Pancarkan sinarmu, murid-muridku!” “Tingkatkan kapasitasmu. Ciptakan hasil yang paling kita inginkan di kelas ini, bersamaku. ” Lalu bedahlah situs-situs terkini dan segeralah kau daratkan di realitas bumi kita. Biarkan mereka menemukan benang merah di antaranya. Lalu di jam terakhir kau katakan, “Mari, kita coba penemuanmu, penemuanku, penemuan kita! Dengan begini kita bisa belajar konkrit, real, langsung menjawab persoalan hidupmu!”

Di hari lain, ajaklah murid-muridmu aktif dalam perenungan. Temani mereka secara ajeg mengklarifikasi kondisi diri. Beri kesempatan mereka memperbaiki gambaran diri. Beri waktu mereka dan tuntunlah mereka mengenal dan menemukan konsep dirinya sehingga mempengaruhi mereka tatkala mengambil keputusan terbaik.

Dan jangan lupa, beri mereka nasihat terbaik di alam pluralitas, di kota modern yang bernama multikultural, “Belajarlah menyatukan perbedaan, Anak-anak. Melalui keberbedaanmu, bangunlah komitmen kelompok! Bersama, tetapkan ekspektasi!” Dengan mengajar demikian, kau telah berbagi tentang pentingnya berbagi!

Dan ini juga jangan dilupakan! Ajarlah mereka ‘Bersinergi’. Doronglah mereka agar terbuka untuk belajar, belajar untuk terbuka. Dengan mereka, bersamalah menggali apa yang tak diketahui, yang belum pernah dilakukan. Bekerjasamalah. Ini ilmu gratis terpenting di alam penuh egoisme ini.

Sebelum kau pulang menemui keluargamu yang paling kau cinta, jangan sesekali kau tinggalkan ilmu gratis yang kelima ini. “Berpikir komprehensif”. Ajaklah murid-murid dan rekan sejawatmu, menginternalisasikan dan mendaratkan hal-hal konseptual dengan cara sederhana. Selalulah kau berinisiatif untuk menyederhanakan, mengefektifkan, dan menyelaraskan sistem berpikir. Jangan buat yang sulit menjadi makin sulit, buatlah itu menjadi paling mudah. Oleh karena itu teknologi... ada!

Ayo, pulang, kau sudah kujemput dari tadi. Aku telah di pintu gerbang sekolahmu. Mari istriku, boncenglah di Vario kita. Dengan begitu, kita teruskan belajar kelompok kita, eits, belajar berdua...! One Heart! Belajar Menangkap Tanda-tanda.

Pesan Pendek Suami Seorang Guru (2): Setiap Hari Bangunlah Team Work yang Efektif....!


Satu orang bekerja efektif, bisa membuat 3 orang mitranya bekerja dengan sama efektifnya. Tiga orang bekerja efektif bisa membuat 9 orang mitranya bekerja dengan sama efektifnya. Sembilan orang bekerja efektif bisa membuat 27 orang mitranya bekerja dengan sama efektifnya. Dua puluh tujuh orang bekerja efektif bisa membuat 81 orang mitranya bekerja dengan sama efektifnya. Delapan puluh satu guru di sebuah sekolah yang bekerja efektif bisa membuat 1000 lebih muridnya belajar efektif, bahkan melebihi ekspektasi guru-gurunya.

Melalui tools dari Teamwork: What Must Go Right/What Can Go Wrong (Sage Publications 1989) yang telah kumodifikasi ini, gunakanlah untuk memeriksa kefektifan team work-mu.
Tim harus memiliki tujuan yang jelas. Hindari pernyataan yang rumit dan membingungkan. Komando harus jelas, tidak ambigu, bermuara pada suatu performa yang spesifik, yang dinyatakan dengan ringkas sehingga semua orang mengetahui ketika tujuan telah tercapai. Sebaliknya tim juga tahu ketika ada masalah, dan mereka harus waspada dan sigap menghadapinya. Semua anggota tim saling menguatkan dan saling melengkapi kelemahan masing-masing.

Tim harus memiliki struktur yang digerakkan oleh hasil. Dalam organisasi besar kadang kala tim harus diijinkan beroperasi dalam cara-cara yang menghasilkan suatu hasil. Paling baik adalah ketika tim diijinkan mengembangkan strukturnya sendiri. Saling percaya, dan saling memahami, menghilangkan praduga, dan syak wasangka, memupus iri hati, menghilangkan kebencian pribadi, adalah bagian persyaratan penting bagi tim yang mau bertumbuh dengan benar.

Tim harus memiliki anggota tim yang kompeten. Penghargaan kepada yang lebih kompeten harus terjadi. Pendelegasian wewenang dan pelimpahan tugas kepada yang lebih kompeten perlu dilakukan untuk mensolidkan langkah tim. Tapi di lain waktu, berani memberi kepercayaan anggota tim lain dalam rangka untuk menumbuhkan kompetensi agar bertumbuh sama baiknya dengan anggota tim yang lain, adalah sebuah keharusan untuk tim yang sedang bertumbuh.

Tim harus memiliki komitmen yang dipersatukan. Tidak setuap anggota tim harus setuju terhadap setiap hal. Namun kebiasaan tim untuk menyatukan setiap perbedaan, mau menerima dengan lapang dada keputusan bersama, dan selalu aktif menyelesaikan sumber permasalahan hingga tercabut ke akar-akarnya; itu adalah pentingnya komitmen.

Tim harus memiliki iklim kolaboratif. Setiap anggota tim berusaha untuk jujur, terbuka, konsisten, dan saling menghargai. Iklim semacam ini membangun prestasi tim dengan baik. Tanpa iklim semacam ini, tim akan gagal.

Tim harus memiliki standar tinggi yang dimengerti oleh semua anggota. Anggota tim harus mengetahui ekspektasi tim. Apa yang diharapkan dari mereka secara individu dan secara kolektif, harus dipahami bersama. Tidak cukup hanya sekadar “bersikap positif” dan “berusaha melakukan”, yang lebih penting dari itu adalah tim selalu berusaha mencapai target terbaik sesuai ekspektasi dan bahkan melebihi ekspektasi.

Tim harus menerima dukungan dan semangat dari luar dan dalam. Dorongan dan pujian akan berguna untuk memotivasi tim dan juga individu. Setiap orang anggota perlu dikuatkan, dimotivasi, direfresh dan di-charge selalu!

Selamat, membangun team work, istriku.

Pesan Pendek Suami Seorang Guru (1): Prosedur-prosedur Sederhana untuk Solusi Masalah Kompleks


Perusahaan, organisasi, atau bahkan sekolah bisa menjadi besar, tidak semata-mata karena sang pimpinan, bisa jadi itu karena hasil usaha para karyawan yang kreatif dan inovatif. Di masa teknopreneurship ini memang harus mulai dibiasakan pola pikir bagi seorang karyawan untuk melakukan tugasnya bak seorang pemilik. Pihak pimpinan dan pihak anak buah harus mulai menciptakan nuansa kepemilikan yang tinggi atas institusinya.

Seorang karyawan harus memotivasi dirinya untuk membuat desain program bagi kantornya bak seorang pemilik ide atau gagasan yang mengharuskan dirinya berpikir kreatif dan bahwa gagasan usaha juga bisa berasal dari dirinya tidak melulu bos-nya. Seorang karyawan yang memiliki talenta, bakat, hobi dan minat apa pun yang sesuai dengan visi dan misi kantor, itu adalah ladang emas bagi institusinya. Memang betul, tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melakukan sesuatu yang menjadi kesukaan, hobby, minat, atau kebiasaannya. Semua tugas pekerjaan kantor yang sesuai dengan minatnya akan dilakukan dengan senang hati. Apalagi jika seorang pimpinan mengerti ‘kebisaan’ dan ‘kebiasaan’ anak buahnya, memahami pengalaman kerja para stafnya, maka keahlian dan pengetahuan yang dimiliki mereka itu akan sangat menolong team work institusi itu untuk memulai pola kerja atau usaha sejenis di masa depan dengan lebih kreatif.

Seorang guru, yang adalah seorang pekerja di sebuah institusi pendidikan, adalah garda depan kemajuan sekolahnya. Dari bilik kerjanya, ide dan gagasan orisinil seorang guru bisa membuat kemajuan hebat untuk sekolahnya. Selamat, mengembangkan gagasan-gagasan yang jelas dan kreatif. Selamat mengembangkan ide dengan fokus, konkrit, mudah dikerjakan, memang sangat diperlukan sebagai solusi saat ini, dan melangkah dengan prosedur sederhana agar bisa dilakukan dengan ajeg dan penuh kebersamaan. Hal pelik, kehilangan peliknya karena telah disederhanakan dengan cara dan prosedur sederhana.

Selamat berproses kreatif, istriku.