Kamis, 18 Februari 2010

GKI SINODE WILAYAH JATIM MEMBANGUN JEJARING UNTUK KEMAJUAN PENDIDIKAN

Sebuah Potret Kerja Keras yang Membutuhkan Spirit Bersinergi di Antara Banyak Sekolah

GKI (Gereja Kristen Indonesia) Sinode Wilayah Jawa TImur adalah salah satu dari sedikit gereja yang memberikan perhatian pada peningkatan kualitas sekolah Kristen. Setelah beberapa tahun terakhir melakukan pendampingan bagi sekolah Kristen, ada beberapa dampak yang bisa dinikmati oleh sekolah-sekolah yang dinaunginya, antara lain: YPPK Petra Jombang, YPK Elkana Pasuruan, YBPK Petra Malang, YPK Pamerdi, Kebonagung, YPPK Petra Tulungagung, YK Petra Madiun, dan YPK Petra Bojonegoro. Setelah berbagai program bantuan dan pendampingan dilakukan pada tahun 2006-2009 lalu, mulai muncul rasa memiliki (dari semua jemaat GKI di Jawa Timur) terhadap sekolah-sekolah milik jemaat GKI di Jawa Timur. Mereka merasa memiliki rasa kebersamaan di antara para pengurus yayasan, para guru, pengurus Pokja Pendidikan (kini telah berubah menjadi Departemen Pendidikan), dan BPMSW GKI SW Jawa Timur. Sekolah-sekolah itu makin dikenal (terutama visi dan misi pendidikan sekolah) melalui berbagai sosialisasi dan program bantuan. Mereka merasa ‘diopeni’ karena mendapatkan perhatian dan dukungan.

Berbagai program bantuan dan pendampingan tetap akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan terencana/terukur, mengingat berbagai kondisi yang masih membutuhkan perhatian, seperti: Rendahnya gaji guru dan karyawan, kekurangan tenaga guru, peningkatan kualitas pendidikan, SDM sekolah, dan sarana-prasarana pendidikan di sekolah, penyesuaian yayasan atau badan hukum pendidikan, serta aspek pengelolaan sekolah, dan perlunya ‘rekrutmen’ tenaga khusus untuk Departemen Pendidikan. Departemen ini menunjukkan indikator perubahan yang bagus apalagi tercatat mulai Juli 2009 telah ada tenaga administrasi, dokumentasi, dan publikasi yang mendukung operasional kerja sehari-hari.

Yang menarik perhatian banyak pemerhati pendidikan adalah peran serta anak-anak muda yang tergabung dalam GKI on D‘Stage pada November 2009 lalu, melalui pementasan drama “Nyanyian Angsa” mereka mempersembahkan dana yang telah dikumpulkan dalam kegiatan itu lebih dari Rp 100 juta, untuk peningkatan mutu sekolah. Ini adalah bentuk komitmen kaum muda yang sangat ingin gereja memberikan perhatian lebih kepada kemajuan sekolah. Dedikasi mereka ini adalah kiprah kedua mereka, setelah cikal bakal kelompok itu yaitu Teater Imaji GKI Jemursari mempersembahkan dana hasil penjualan pentas teater “Suto Mencari Bapa” pada tahun 2008 yang hasilnya dipersembahkan khusus untuk YPPK Petra Tulungagung.


Berbagai pelatihan dan pengembangan SDM sepanjang tahun 2007 – 2009 telah dilaksanakan di berbagai kota di kawasan Jawa Timur. Peserta pelatihan dan pembinaan merasakan manfaat melalui program pengembangan ini. Bahkan mereka mengusulkan supaya Departemen Pendidikan mengadakan pelatihan dan pembinaan yang lebih intensif dan khusus untuk penyediaan kader-kader yang berkualitas.

Kunjungan ke Sekolah-sekolah mendapat sambutan baik, walaupun masih ada respon yang merasa dicampuri urusan internalnya. Tapi ini adalah bagian dari upaya pengembangan yang pasti tidak akan pernah lepas dari problematika. Sedang dipertimbangkan kelak akan ada wakil dari sekolah yang membantu mengurus Departemen Pendidikan, supaya representasi sekolah-sekolah itu menjembatani komunikasi Pokja Pendidikan dan pihak sekolah secara lebih intensif dan sesuai konteks setempat. Keberadaan wakil sekolah yang terlibat bersama akan menjadi awal dari proses pengelolaan sekolah secara bersama dan terpadu di masa depan, sementara istilahnya sekarang adalah menuju pengelolaan di bawah naungan satu payung.

Pertemuan bersama dengan para pengurus Yayasan juga digelar untuk melakukan Inventarisasi data sekolah, analisis SWOT & sharing mengenai beban pendidikan. Pertemuan dengan para pendeta yang jemaatnya memiliki sekolah juga acap kali dilakukan untuk merumuskan Visi dan Misi Pendidikan bersama sesuai kondisi setempat. Pertemuan bersama ini makin membekali proses pengelolaan sekolah secara bersama.

Menghadapi kompleksitas masalah di masa depan, Departemen Pendidikan GKI Sinwil Jatim membutuhkan tenaga-tenaga yang bisa mensuport operasional komunikasi, sosialisasi, dan pelaksanaan program di lapangan, penilik-pendamping sekolah (visitator, fasilitator, supervisor) yang berkaitan dengan proses pengelolaan sekolah, termasuk internalisasi visi dan misi di lingkungan pendidikan setempat, bahkan juga membutuhkan tenaga konsultan atau praktisi pendidikan yang berkaitan dengan proses peningkatan kualitas pendidikan, termasuk rancang bangun kurikulum, rekrutmen, pelatihan, pembinaan, dan pengembangan SDM.

Suriptono, Ph.D, Ketua Departemen Pendidikan menyebutkan tantangan yang dihadapi oleh timnya di tahun-tahun yang akan datang sekaligus menjadi PR bagi anggota tim beserta jajaran pimpinan sekolah antara lain adalah: rendahnya gaji dan karyawan, peningkatan kualitas pendidikan, SDM Sekolah, sarpras pendidikan, kebutuhan tenaga guru, kebutuhan tenaga khusu (cf. Manajer Sekolah) Departemen Pendidikan, pengelolaan terpadu (1 payung manajemen), dan kebutuhan tim penggalangan dana. Itulah yang menjadi pekerjaan berat Suriptono dan timnya di tahun 2010 – 2013. Meminjam pepatah Jepang ia menegaskan, “ Perencanaan tanpa pelaksanaan adalah mimpi, pelaksanaan tanpa perencanaan adalah malapetaka, “ demikian tutur Direktur Institute Environmental Management and Technology, Universitas Merdeka Malang (bekerjasama dengan Murdoch University) yang telah memasuki tahun ke-5nya dalam pelayanan di departemen pendidikan GKI Sinwil Jatim.

Puji Tuhan, selalu ada langkah awal untuk maju. Dan berikutnya ditentukan oleh semua stakeholder sekolah untuk membangunnya bersama-sama dengan persekutuan di dalam Kristus. (adhi)

Sumber: S. Wahyudi Lewier, pengurus Departemen Pendidikan, GKI Sinwil Jatim)

Tidak ada komentar: