Senin, 20 Januari 2014

GURU ADALAH MENTOR BAGI MURID-MURIDNYA


Tanggung Jawab yang Mulai Terabaikan
Oleh: Adhi K.

Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2: 6-7)

Sebagai Guru Kristen yang mengajar di sekolah Kristen sudah sepatutnya kita mengemban profesi bukan sekadar mengajar (menolong murid mengetahui atau memahami hal‑hal yang perlu mereka ketahui atau pahami), tetapi juga memuridkan (menolong murid belaiar mengikut Kristus), mementor (menjadi teman dan penasihat yang membimbing), melatih (menolong murid mengaplikasikan apa yang mereka ketahui sampai berhasil) dan mendukung mereka (menolong para murid untuk bergerak ke posisi yang memiliki pengaruh signifikan). Guru perlu memiliki moto ‘Tunjukkan & Lakukan’. Guru menunjukkan jalan atau cara (mengajarkan kebenaran), dan Guru menghidupi kebenaran (melakukan apa yang telah diajarkan).

Salah satu tugas guru di sekolah Kristen adalah memperlengkapi murid, tidak hanya dengan pengetahuan Alkitab dan pengetahuan umum, tetapi bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dengan talenta dan karunia khusus yang telah diberikan Allah kepada mereka. Semoga ini tidak sekadar menjadi trend, sekarang ini di banyak sekolah Kristen di Indonesia baik sekolah yang sudah lama berdiri maupun sekolah-sekolah yang baru berdiri, para pimpinan mereka lebih concern dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai Alkitabiah ke dalam seluruh subjek pembelajaran. Bukan hanya melalui pelajaran Agama Kristen dan Budi Pekerti atau Kewarganegaraan dan Pembangunan Karakter.

Pelayanan mentoring yang secara alami mengalir dari Anda, sebagai Guru, bukanlah beban yang harus dipikul, melainkan talenta yang harus dibagikanGuru senantiasa mengajari murid bahwa kita bukan hanya pendengar Firman, tetapi juga pelaku Firman. Ketika kita menjadi makin serupa Kristus, makin dewasa dalam iman kita, kita juga harus membawa murid-murid kita dalam pertumbuhan iman. Kita memberi input ke dalam hidup mereka lewat hal apa pun.

Menemani murid-murid dan menasihati mereka untuk terus bertumbuh dengan potensi yang mereka punya, adalah aktivitas mentoring. Aktivitas yang Allah kehendaki agar kita untuk melakukannya untuk murid-murid kita setiap hari. Sangat kita pahami bahwa pemuridan dan mentoring bagi kita – seorang guru - bukanlah pilihan, tetapi perintah Tuhan. Kita harus taat dan mementor murid-murid kita, memperhatikan secara menyeluruh, membawa mereka semakin mengenal Kristus dan hidup untuk-Nya. Untuk menetapkan komunitas pembelajaran yang stabil, sebuah sekolah harus menekankan relasi antara murid dengan guru-guru mereka.

Sama seperti setiap orang dapat menjadi teman, siapapun dalam Kristus dapat dimentorkan atau menjadi mentor. Ini adalah tugas yang berat, tetapi dapat dilakukan dan efektif bagi kemuliaan-Nya. Orang Kristen yang bertumbuh, tidak harus ‘sangat-amat rohani’. Asal ada kemauan untuk saling menguatkan, berbagi kesulitan di jalan yang kita lalui dan belajar bersama melalui Firman-Nya, maka pertumbuhan iman lebih realistis dan membumi. Selalu ada progres! Harus ada komitmen satu sama lain, mengasihi dengan tulus, tanpa syarat. Jika kita semua duduk-duduk dan mengharapkan orang lain yang melakukannya, kita sedang tidak menghargai Tuhan dan mengabaikan perintah-Nya. Ini harus menjadi prioritas setiap gereja, setiap sekolah Kristen, dan setiap orang Kristen.

Tujuan Anda sebagai seorang mentor adalah melayani. Mentoring bukanlah sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri Anda sebagai seorang guru, tetapi adalah berjalan dengan seorang yang lebih muda ketika mereka tumbuh dan makin serupa Kristus. Tujuan Anda sebagai seorang mentor tidak boleh untuk membentuk murid Anda sesuai dengan gambaran Anda, tetapi untuk mendorongnya menjadi makin serupa dengan gambar Allah.
Kadang kala Allah membawa orang-orang ke dalam hidup Anda tanpa kita kehendaki sebelumnya. Relasi ini dapat terjadi melalui olahraga, duduk di bangku yang sama dengan orang tersebut, atau Allah mendorong Anda untuk berbicara dengan orang itu. Profesor Timothy Heaton, seorang Dosen Universitas Cedarville, Ohio, US pernah mengalami ini, seperti yang dituturkannya kepada saya dalam suatu sesi yang membahas tentang pentingnya mendampingi anak-anak muda.

Tim bertemu dengan seroang anak muda di meja makan dalam sebuah makan siang di kampus. Mereka merasakan kecocokan minat dan juga Tim tahu bahwa anak muda itu ingin menginginkan seorang pria Kristen yang lebih tua untuk memberi masukan dalam hidupnya. Dia bercerita karena dia seorang bintang bola basket, mengambil jurusan Alkitab dan adalah Ketua Persekutuan Mahasiswa, banyak orang mengira dia memiliki semuanya, tetapi dia tidak dan dia ingin dimuridkan/dimentor dalam iman oleh seorang Kristen dewasa, tapi tidak pernah tahu bagaimana meminta seseorang dan tidak ada yang menawarinya sampai saya mengajaknya makan. Lalu Tim bertanya apa yang bisa saya doakan baginya.

Mereka bertemu sepanjang sisa semester tersebut dalam beberapa makan siang, dan melakukan renungan online bersama, berbagi pemikiran. Karena tinggal dekat mereka bertemu beberapa kali setelah anak muda ini lulus. Mereka tetap berelasi dan saling memberi masukan dalam hidup. Sekarang anak muda ini sudah menikah dengan satu anak, memiliki gelar Master Teologi dan mengajar pelajaran Agama Kristen di sekolah Kristen di Texas, tetapi mereka masih rutin berbagi melalui e-mail dan telepon. Relasi mereka masih bertumbuh seperti langkah kami bersama Tuhan bertumbuh. Mereka tidak pernah berhenti berbagai permohonan doa dan beban pribadi satu sama lain. Demikian cerita tentang Tim, saya juga langsung menangkap pesan penting ini.

Matius 28:18-20 Yesus mendekati mereka dan berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Untuk menjadi teladan, seorang guru harus dikenal lebih dekat. Kita perlu dikenal dalam suasana yang rileks. Ini dapat terjadi melalui pengalaman dan berbicara terbuka tentang isu-isu hangat sambil bersenang-senang. Anak-anak muda akan terkesan jika Anda menjadi diri Anda sendiri tanpa pura-pura atau kemunafikan. Teladan mempengaruhi orang lain dengan menghidupi iman, mengambil keputusan, menunjukkan kepercayaan atau kepedulian terhadap sesama.

Menjadi mentor mereka berarti kita akan menjadi seorang teman yang: memahami masa lalu mereka, menerima mereka apa adanya, melihat kebaikan dalam mereka, sangat mendorong mereka untuk bertumbuh, berdoa secara teratur bagi mereka, menolong mereka berjalan bersama Tuhan, dan menolong mereka belajar mengasihi sesama. Mentor melakukan komunikasi dua arah dengan jujur dan terbuka dalam percakapan dan menjadi pendengar yang sabar dan penuh perhatian.

Contoh positif mentor: mendedikasikan hidupnya mengajarkan Firman melalui bidang studi yang diajarkannya, atau hal apa pun yang ditemui, memuja Allah apapun yang terjadi, berani bertindak bagi Yesus, menjalani apa yang ia katakan, tidak peduli dengan pandangan orang lain, memuliakan Allah dalam segala hal, mengasihi Allah dan menjalani Kehidupan Kristen, menunjukkan bahwa Anda bisa saleh dan menyenangkan pada saat yang sama, dan menunjukkan kesetiaan dalam Tuhan.

Biasanya para mentee menyukai mentor yang punya kualitas karkater positif, antara lain: pintar, baik, lucu, jujur, bertanggung jawab, sabar, memberikan hidup bagi pelayanan, telah melewati masa-masa sulit tetapi tetap percaya pada Tuhan, tidak pernah membiarkan apapun mengganggu, mengakui dosa, dan selalu rendah hati. Kita tidak musti memiliki semua itu, tapi kita bisa bertumbuh terus bertambah baik setiap hari.

Mulailah berbagi apa yang dikaruniakan Allah kepada Anda untuk orang lain. Teruskan apa yang telah Anda pelajari dari hidup Anda dalam Kristus. Berdoalah bagi murid-murid Anda supaya mereka berhasil karena Anda tahu ketika mereka menang, kita juga menang. Selamat mewujudkan kebenaran-kebenaran ini dalam diri Anda. (1) membagikan karunia kekudusan melalui motivasi yang benar, (2) menambahkan rasa kebenaran melalui kata-kata yang penuh karunia, dan (3) meneladankan integritas moral untuk menghadapi keterpurukan moral. Mentoring dapat digunakan untuk menghubungkan generasi satu ke generasi selanjutnya.

Marilah menjadi Guru yang menguasi bahan ajar dan dapat mengajarkan kepada murid dengan baik. Namun juga menjadi guru yang cakap mementor murid-murid kita. Karena dengan mementor mereka, kehidupan menuju kualitas lebih baik, dapat dialami secara langsung dan dicapai secara bersama, antara Guru sebagai Mentor dan Murid Anda sebagai Mentee. Anda sebagai pemegang obor yang akan diterima oleh murid Anda untuk menerangi zamannya (passing the torch). Ia juga menerima tongkat estafet dari Anda untuk menyelesaikan perjuangan hidup di hari depan (passing the baton).

Selamat mementor murid Anda!

* (2008) Adhi Kristijono, M.Pd adalah Trainer dan Koordinator Program Pendidikan di Association of Christian School International (ACSI Indonesia).

Tidak ada komentar: