Jumat, 15 Agustus 2008

Guru dan Kurikulum Inti



Saat ini adalah masa yang tepat bagi para guru untuk merefleksikan penguasaannya terhadap pelbagai teori pembelajaran. Semakin dalam seorang guru memahami teori-teori yang berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pelatih, maka semakin baik pula dia memahami kurikulum inti. Dalam sebuah kurikulum inti, rangkaian keahlian, pengetahuan, dan kemampuan yang telah ditentukan terlebih dahulu, diajarkan kepada semua murid. Dan guru harus memahami hal ini jauh hari sebelum dia masuk kelas!
Gerakan kurikulum inti berasumsi bahwa ada serangkaian pengetahuan seragam yang harus diketahui semua murid. Diharapkan kurikulum ini akan menghasilkan lulusan yang terdidik dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Guru adalah komponen penting yang berada di balik diberlakukannya suatu kurikulum di sekolah. Tentu hal ini berlaku bagi sekolah yang udah terbiasa menjadi guru kreatif, guru inspiratif, guru yang selalu berprakarsa, dan bukan guru yang sekadar pelaksana teknis, guru yang hanya bisa melakukan seperti apa yang pemerintah sarankan tanpa melakukan upaya mengkritisi, mengembangkan, dan memperbarui!
Faktanya, ada konflik yang berkembang mengenai topik-topik apa saja yang perlu dikandung sebuah kurikulum inti. Tiap sekolah tentu boleh dan sah-sah saja jika memiliki ke-khas-an! Beberapa pihak ingin membatasi kurikulum inti kepada mata pelajaran akademis dasar seperti bahasa, matematika, sains, dan kewarganegaraan, sementara pihak lain ingin memasukkan hasil-hasil pembelajaran umum seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, kerja kelompok, dan pelayanan masyarakat. Mana yang baik? Berpulang pada kebutuhan sekolah dan kebutuhan anak!
Kurikulum dibangun di atas inti yang sudah dimandatkan, yang ditentukan dan dirancang di luar kelas. Semua murid belajar dari satu rangkaian pengetahuan, keahlian, dan kemampuan. Meskipun isi akademis tetap adalah fokus utama kurikulum inti, namun beberapa kurikulum inti bergerak ke arah aplikasi dan pemecahan masalah.
Untuk membangun sebuah kurikulum sekolah yang mampu menelorkan siswa yang dapat mencari solusi atas problematika hidupnya, dan siswa yang mampu memutuskan untuk hidup di jalan kudus-Nya, para guru memang harus terus berbenah dan mengeksplorasi pengalaman dan perkembangan teknologi pembelajaran masa kini dan masa datang. Jadi, selamat menyegarkan kembali dengan teori-teori pembelajaran! Jika perlu beli dan bacalah Jurnal Pendidikan Kristen "Transforming" yang dalam edisi ke-6 saya lebih banyak mengambil ide dan mengembangkan dari On Purpose Associates, majalah Christian School Education, dan Christian Early Education ACSI. Inilah kesempatan baik untuk memberi karakter penuh berkat pada kurikulum sekolah kita! Selamat mengeksplorasi, membanding-bandingkan, memilih, memadukan, dan mengkreasi warna baru bagi kurikulum sekolah kita.

Tidak ada komentar: